1. Kesan Pertama Begitu Menyebalkan, Selanjutnya Ke Laut Aja
Mungkin waktu pertama ketemu, si camer mengendus bau-bau tidak sedap pada diri Anda. Mungkin ada bau orang munafik, bau orang matre, bau orang manja, atau bau orang kere — dan dia nggak suka. Celakanya, otak orang kalo udah usia itu biasanya (bukan berarti semuanya) udah kaku, sulit mengubah pendapatnya. Kalo dari awal dia melihat sesuatu yang tidak disukanya dari Anda, maka kemungkinan dia akan menyimpan perasaan kurang suka itu sampe kuburnya menganga.Nah bagaimana menghindari terkesan buruk di mata camer pada pertemuan pertama?
Be yourself aja. Nggak usah palsu, sok baik dan sok sopan kalo aslinya bedhigasan. Ini lebih baik daripada Anda berusaha terlihat baik tapi di kemudian hari Anda harus terus selalu bertopeng kalo ketemu mertua — Anda tersiksa sendiri lama-lama. Belum tentu juga Anda bisa mempertahankan topeng Anda selamanya. Dan kalo kelak dia tau bagaimana aslinya Anda, profil Anda akan jauh lebih ancur ketimbang kalo dia tau dari awal bagaimana Anda sebenarnya.
Selain be yourself, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan kalo mau ketemu calon mertua untuk yang pertama kalinya:
Yang terakhir, nggak usah sok akrab. Maksut Anda mungkin baik, sekedar biar suasana pertemuan nggak kaku, nggak dingin. Tapi bagaimanapun juga camer baru liat Anda pertama kali, dan dia bukan teman sebaya Anda, jadi perlakukan dia sepantasnya. Trus kalo ketemuanya di rumahnya, nggak usah sok pamer bisa masak, bisa benerin mobil, dsb…apalagi pamer bisa beresin lemari camer. Duduk aja diem kaya’ tamu yang waras. Jangan merokok kalo nggak dipersilahkan. Dan jangan ngeluarin joke-joke yang Anda pikir lucu. Yang lucu bagi Anda, belum tentu lucu bagi orang lain. Yang lucu bagi Anda, bisa jadi kurang ajar bagi calon mertua. Secara garis besar: keep your mouth shut. Terlihat grogi lebih baik daripada terlihat menyebalkan.
2. Jangan Ambil Anakku
Beberapa orangtua memendam rasa takut kehilangan anaknya dan rasa takut seperti itu kadang makin besar seiring dengan makin besarnya anak. Dan ketika Anda hadir, ketakutan itu makin menjadi. Wal akhir, Anda diposisikan lebih sebagai saingannya. Dia akan sering melarang anaknya menemui Anda dengan beragam alasan. Dia akan bersikap agak memusuhi setiap bertemu dengan Anda. Dan Anda jutek dibuatnya.Ada lagi jenis orangtua yang overprotective. Tentu Anda sudah sering dengar jenis yang satu ini. Mengertilah bahwa sesungguhnya niat mereka baik: cuma ingin anaknya mendapatkan yang terbaik, ingin anaknya bahagia selamanya. Biasanya orangtua begini punya persyaratan yang cukup ketat untuk pasangan anaknya. Dan ketika Anda tidak memenuhi semua persyarannya…dia ingin menyingkirkan Anda.
Cara menaklukkan mertua yang seperti ini, menurut saya agak sulit karena butuh kesabaran ekstra dan kerendahan hati tingkat dewa. Tapi kalo Anda mau, mungkin Anda bisa coba melibatkan dia dalam hubungan Anda dengan anaknya. Kesannya nggak banget memang…masa’ pacaran bawa-bawa emak (atau bapak)?! Tapi ya daripada hubungan nggak direstuin? Daripada dimusuhin mulu?
Dorong pasangan untuk sering-sering meluangkan waktu dengan orangtuanya. Buktikan bahwa Anda bukan saingannya, bukan juga musuhnya, melainkan partner yang akan membantu dia merawat dan melindungi anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar